Senin, 06 April 2015

LEGENDA ASAL USUL DANAU TOBA



Alkisah, hiduplah seorang petani bernama Toba , yang hidup seorang diri di salah satu desa di Sumatera Utara. Petani itu menggantungkan hidupnya pada hasil tani dan memancing ikan dari sungai di dekat rumahnya. Suatu hari terjadi suatu kejadian aneh pada dirinya, ikan hasil pancingannya seketika berubah menjadi seorang gadis dengan paras yang amat cantik. Beberapa hari setelah sang gadis menjelaskan apa yang terjadi, mereka pun menikah. Mereka menikah diatas sebuah janji yang harus mereka jaga kerahasiaannya. Janjinya adalah sang petani tidak boleh memberi tahu siapapun kalau calon istrinya itu adalah jelmaan dari seekor ikan.
Setahun kemudian mereka dikaruniai seorang anak laki-laki, Samosir namanya. Karena didikan orangtuanya yang terlalu memanjakan Samosir, ia pun tumbuh menjadi anak yang nakal dan pembangkang. Suatu hari Samosir melakukan suatu tindakan yang membuat ayahnya kesal, hingga tanpa sadar ia marah dan mengingkari janji yang telah ia buat dulu. “Dasar anak nakal, pembakang, memang kau anak ikan yang tidak tahu diri !” teriaknya. Sang anak menangis dan mengadu pada ibunya, sang ibu pun merasa sangat sedih karena perlakuan sang suami yang tidak dapat memenuhi janjinya. “Pergilah kau ke atas bukit di sebelah sana” kata sang ibu kepada anaknya. Selang beberapa waktu terjadilah bencana besar dan hujan lebat berkepanjangan hingga menenggelamkan desa tempat suaminya tinggal. Hingga desa itu berubah menjadi sebuah danau (Danau Toba ) dengan pulau kecil (Pulau Samosir) di tengahnya.

Nilai-Nilai yang Terkandung dalam cerita Asal Usul danau toba di atas adalah:

1.       Nilai Kesenangan
Dengan membaca legenda asal usul danau toba tersebut, penulis bisa menimbulkan unsur hiburan bagi pembacanya. Kata-kata yang digunakan penulis bisa membuat pembaca ikut kaget saat suatu kejadian aneh terjadi, sedih saat latar cerita sedih, senang saat latar cerita senang, dan lain-lain.

2.       Nilai Informasi
Penulis dapat menyusun kata-kata dengan apik, sehingga penulis bisa mengajak pembaca bermain-main dengan imajinasi pembaca atas tuntunan cerita dari penulis. Contohnya:
                ....Saat ia berada di tepi sungai, cuaca yang semula cerah, tiba-tiba berubah menjadi gelap gulita. Langit bergemuruh disusul petir menyambar-nyambar yang disertai dengan hujan yang sangat deras. Pada saat itulah sang Ibu segera melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Tak berapa lama kemudian, sungai itu banjir dan airnya meluap kemana-mana, sehingga tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Lama kelamaan, genangan itu semakin meluas dan akhirnyaberubah menjadi sebuah danau yang sangat besar. Oleh masyarakat setempat, danau itu dinamakan Danau Toba.

                Pembaca dapat membayangkan betapa dahsyatnya kejadian pada saat itu, hanya dengan membaca kalimat demi kalimat yang berhasil penulis rangkai untuk mendeskripsikan bencana besar tersebut.

3.       Nilai Warisan Budaya
Warisan budaya bisa dalam berbagai macam bentuk. Contohnya bahasa, tarian, maupun tempat/lokasi. Warisan budaya yang kita dapat dari cerita ini adalah suatu tempat wisata yang berada di daerah Sumatera Utara, bernama Danau Toba.

4.       Nilai Keseimbangan Wawasan
Nilai keseimbangan wawasan yang dapat kita petik dari cerita ini adalah kita bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda tentang cara mendidik anak yang baik. Memanjakan dan memberikan pujian kepada anak memang bukanlah suatu hlal yang negatif, namun jika sebagai orang tua terlalu memanjakan anak secara berlebihan, maka yang akan terjadi adalah anak akan menjadi pemalas dan pembangkang. Juga kita dapat mengambil pesan yang terkandung dari cerita itu bahwa kita harus bia menjaga amanah yang diberikan orang lain kepada kita jika kita tidak ingin mendapatkan malapetaka atas ulah kita sendiri.

Sumber Cerita :
                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar