Manusia pada hakikatnya harus
menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhiratnya. Seluruh aspek kehidupan
pun harus diseimbangkan, saya sebagai umat muslim diajarkan untuk selalu
berhubungan baik pada Allah SWT dan berbuat baik pada sesama umat manusia.
Tidak hanya umat beragama muslim yang
memiliki ajaran seperti itu, semua umat beraga pasti memiliki ajaran agamanya
masing-masing mengenai hubungan manusia dengan Tuhan nya dan hubungan
antarmanusia itu sendiri.
Hubungan manusia dengan Tuhannya
dilakukan sesuai ajaran agama masing-masing individu. Karena setiap manusia
memiliki kepercayaan yang berbeda-beda maka cara mereka berhubungan dengan
Tuhannya pun akan beragam. Sebagai manusia yang beragama islam, saya memiliki
berbagai cara untuk berhubungan dengan Tuhan saya. Sholat merupakan cara utama
saya untuk berhubungan dengan Tuhan saya. Dalam cerita agama yang saya dapatkan
semasa saya duduk di bangku sekolah dasar, dulu terdapat dialog yang cukup
panjang antara Tuhan ku dengan Nabi Muhammad saw, inti dari dialog itu adalah
Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk menyuruh umatnya melakukan sholat
80 waktu dalam satu hari, namun Nabi Muhammad merasa keberatan dan dengan
dialog yang cukup panjang akhirnya didapatkanlah keputusan untuk melakukan
sholat sebanyak 5 waktu dalam sehari.
Dalam sholat itulah saya dapat
berhubungan dengan Tuhan saya, dalam sholat saya dapat menyebutkan puluhan
kalimat pujian terhadap Tuhan saya, dalam sholat saya dapat menceritakan apapun
yang ingin saya ceritakan pada Tuhan saya. Ini lah cara saya untuk berhubungan
langsung dengan Tuhan saya. Dalam 5 x @5-10 menit inilah saya harus mempergunakan “Quality Time”
saya dengan Tuhan saya J
Namun, apabila ingin berhubungan
yang lebih dekat lagi dengan Allah SWT, kita dapat melakukan sholat malam (Tahajud)
di sepertiga malam terakhir. Pada saat inilah tak ada dinding pemisah antara
hamba dengan Tuhannya. Dan sesungguhnya bagi hamba yang sering melakukan sholat
malam, maka wajahnya akan bercahaya pada Hari Akhir kelak.