Senin, 23 Maret 2015

MANUSIA vs BUDAYA


Tema     : Kaitan Manusia dengan Kebudayaan

                Seperti yang telah saya bicarakan pada artikel sebelumnya, manusia merupakan makhluk sosial dengan segala kelebihannya dan dapat melakukan berbagai jenis aktivitas. Sedangkan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. 

                Dari definisi di atas, dapat kita ketahui bahwa budaya sangat erat kaitannya dengan manusia. Karena budaya hanyalah suatu objek mati dan manusialah yang “menghidupkan” objek tersebut. Dengan kata lain, manusia juga berperan sebagai “perantara” berkembangnya suatu kebudayaan dalam masyarakat. Kebudayaan tidak hanya sebatas kesenian semata. Bahasa yang berkembang dalam suatu masyarakat juga merupakan kebudayaan. Namun, sebagian besar dari kebudayaan diturunkan secara oral dan tidak tertulis.



                Manusia memiliki peran penting dalam terbentuknya suatu kebudayaan. Selain manusia sebagai subjek atau pelaku kebudayaan, ada pula faktor-faktor lain seperti : Ilmu pengetahuan dan teknologi, trend yang sedang berkembang, dan lokasi atau lingkungan lahirnya kebudayaan tersebut, yang mempengaruhi adanya budaya baru dalam masyarakat tertentu.


                Hal yang paling penting dari hubungan antara manusia dengan kebudayaan adalah manusia harus menjaga kebudayaan yang telah ada dan menyaring kebudayaan asing yang mencoba masuk ke dalam lingkar kehidupan kita agar kebudayaan asli yang kita miliki tidak terbuang karena adanya kebudayaan asing.

Senin, 16 Maret 2015

MAKANAN UNTUK JIWA

Tema     : Hakekat Manusia

                Manusia, makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna ini memiliki sejuta sisi yang dapat dibicarakan. Manusia merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen. Tubuh atau raga manusia merupakan bagian yang dapat kita lihat dan rasakan keberadaannya oleh panca indera kita. Namun, hidup matinya manusia ditentukan oleh satu komponen penting lainnya, yaitu Ruh / Jiwa.
                Semua orang pasti sudah mengetahui jika makanan merupakan kebutuhan primer untuk tubuh ini. Tanpa makanan dan minuman, manusia mungkin hanya kuat bertahan hidup selama tidak lebih dari 5 hari saja. Lebih dari itu, manusia bisa saja sudah tidak bernyawa karena tidak adanya asupan makanan ke dalam tubuh. Kalaupun ada yang kuat bertahan untuk tidak makan dan minum dalam 5 hari, pastilah keadaan tubuhnya sudah sangat lemas dan mungkin saja terserang berbagai penyakit karena lemahnya sistem imun yang menjaga kesehatan tubuh manusia. Itulah yang terjadi pada raga kita. Makanan untuk tubuh kita dapat ditemukan di bumi ini, mulai dari makanan yang berasal dari hewan maupun tumbuhan.

                Tidak hanya raga, jiwa kita juga membutuhkan makanan yang tentunya berbeda wujud dan jenisnya dengan makanan untuk tubuh kita. Makanan untuk jiwa kita berasal dari Tuhan YME. Menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya merupakan salah satu cara untuk memb eri makan jiwa kita.Sebagai umat muslim, Allah SWT memerintahkan kita untuk mengerjakan sholat 5 waktu, seperti halnya memberi makan tubuh kita tiga kali sehari. Itu merupakan jumlah yang telah Allah SWT tentukan dalam hal kuantitas pemberian makan untuk jiwa kita.

 Tidak hanya tubuh kita yang dapat terserang penyakit bila kita tidak makan, jiwa kita juga akan terserang penyakit bila tidak diberikan makan. Jiwa kita akan berada dalam keadaan lemah, bila kita kurang memberikan makanan. Sama seperti tubuh kita yang membutuhkan suplemen makanan/nutrisi tambahan selain makanan pokok untuk dikonsumsi demi mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar, jiwa kita juga membutuhkan suplemen tambahan untuk menjadikan jiwa kita lebih kuat. Suplemen itu bisa saja kita dapatkan dengan cara melakukan amalan-amalan sunnah yang disarankan Nabi Muhammad saw.

Kesimpulannya adalah kita sebagai manusia dan umat beragama janganlah hanya memikirkan kebutuhan makanan untuk fisik kita saja. Kebutuhan makanan untuk jiwa kita yang jauh lebih penting juga butuh kita perhatikan. Karena manusia yang bijak adalah manusia yang dapat berlaku adil dan seimbang dalam segala aspek kehidupannya.

Senin, 09 Maret 2015

MASIH ADAKAH HARAPAN ?

Tema     : Ilmu Budaya Dasar

                Ilmu Budaya Dasar merupakan salah satu disiplin ilmu yang mengajarkan tentang hubungan manusia dengan budayanya. Budaya disini tidak hanya yang biasa kita liat dan biasa kita sebut dengan kesenian, namun unsur-unsur lain dari kehidupan juga dipelajari hubungannya pada disiplin ilmu ini. Cinta kasih, keindahan,penderitaan, keadilan, dan harapan juga dipelajari terhadap hubungannya dengan manusia. Menurut Martiatmodjo dalam buku yang berjudul Ilmu Budaya Dasar, menyatakan bahwa Ilmu Budaya Dasar menyajikan bahan pendidikan yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia dapat menjadi lebih manusiawi.
                Harapan berasal dari kata ‘Harap’ yang berarti keinginan akan sesuatu yang belum terwujud dan diinginkan suatu saat akan terjadi. Memiliki harapan atau mimpi merupakan kodrat kita sebagai manusia.Manusia memang diciptakan untuk selalu berharap. Manusia yang hidup tanpa harapan dapat dikatakan manusia itu sesungguhnya telah mati. Manusia yang selalu berharap menunjukkan manusia itu selalu berusaha menjadi lebih baik. Salah satu dari 5 kebutuhan/harapan manusia adalah: “Harapan untuk memperoleh status atau untuk dapat diterima dan diakui oleh lingkungan sekitar.”

                Dalam usaha memperoleh status di masyarakat, kita pastinya berusaha untuk menjadi manusia yang berguna untuk masyarakat sekitar. Kita akan berusaha memiliki “peran” dalam masyarakat, kita tidak mungkin hanya berpangku tangan dan berharap status sosial yang baik akan datang pada kita. Keberhasilan seseorang dapat dilihat dari status sosial yang ia terima dari masyarakat, status sosial yang baik tersebut tidak bisa ia buat sendiri tanpa diikuti dengan perilaku yang baik pula.
                Harapan merupakan sesuatu yang berbentuk abstrak, tidak terlihat, namun sangatlah besar manfaatnya. Dengan adanya harapan, kita dapat berusaha sekuat tenaga agar dapat mencapai harapan kita. Dengan kata lain, kita dituntut untuk menjadi pribadi yang optimis dan bekerja keras dalam usaha menggapai harapan kita. Pribadi yang mudah putus asa tidak akan menjadi pribadi yang sukses di kemudian hari.
                Harapan juga dapat menjadi sugesti untuk diri kita, bahwa kita dapat melakukan suatu hal yang mungkin kita anggap tidak mungkin bisa kita lakukan. Dengan adanya harapan, memori alam bawah sadar kita akan selalu mengingat harapan tersebut. Dengan begitu, tanpa kita sadari kita telah berdoa dan selalu berusaha agar harapan itu tercapai. Setelah kita mengetahui sisi lain “harapan”, sejenak kita bercermin dan bertanya pada diri kita  masing-masing, “Masih adakah harapan dalam diri ini?”
               
Daftar Pustaka :

Prasetya, Joko Tri.,dkk.1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rieka Cipta.