Senin, 11 Mei 2015

Bahagiakah Mereka?

Tema     : Manusia dan Penderitaan

                Akhir-akhir ini sering kita lihat dan dengar berita tentang para petinggi negara kita yang melakukan tindak pidana korupsi. Mereka dengan “keahliannya” itu menguras uang negara yang notabene merupakan uang rakyat. Mereka mengambil uang yang jelas-jelas bukan hak mereka. Kebanyakan dari mereka yang melakukan hal tersebut,mengaku karena faktor “desakkan lingkungan”, mungkin sebagian dari mereka sebenarnya tidak ingin melakukan hal tersebut, namun lingkungan dan kawan kerja mereka lah yang menyebabkan mereka ikut dalam lingkaran kemaksiatan tersebut. Kawan kerja yang mendapat “jatah” dari lawan bisnisnya mungkin juga merasa takut jika harus menerima uang haram itu seorang diri, untuk itu biasanya mereka membagikan “uang jatah” tersebut ke rekan kerja mereka yang mungkin saja teah mengetahui perilaku buruk mereka. Bisa jadi mereka membagikan uang tersebut juga sebagai “uang tutup mulut” agar tindakan mereka bisa aman.

                Tak sedikit pula dari mereka yang mengaku melakukan tindakan tersebut karena dorongan sang istri. Istri yang selalu menuntut lebih dari suaminya, istri yang selalu ingin hidup mewah, istri yang menuntut tas branded, mobil mewah, emas, berlian, jam tangan mewah, dan lain sebagainya. Tak ada yang dapat dilakukan sang suami selain mengambil “jalan pintas” untuk memenuhi seluruh tuntutan istrinya tersebut.




                Mungkin pada awalnya mereka merasa takut akan akibat yang akan mereka tanggung nantinya. Namun pada akhirnya,  mereka mulai terbiasa dengan apa yang mereka lakukan.

                Waktu demi waktu, kebiasaan ini berubah menjadi budaya yang mengakar pada setiap individu. Mungkin bagi mereka tindakan tersebut adalah hal yang lumrah dilakukan. Mereka dengan santainya memberikan uang haram tersebut kepada istri mereka untuk keperluan rumah tangga. Istri dan anak mereka pun secara tidak langsung telah “makan uang haram”, anak mereka sekolah dengan dibayar menggunakan uang haram, dan juga kegiatan lain yang sudah pasti menggunakan uang haram itu juga. Mereka telah menafkahi keluarga mereka dengan uang haram.

                Mereka bahagia, mereka senang, mereka hidup serba berkecukupan. Mereka tidak pernah bingung-bingung jika ingin membeli barang yang mereka inginkan. Uang banyak dan harta berlimpah sudah mereka miliki. Namun, dibalik seluruh kesenangan tersebut ada satu hal yang tidak mereka miliki, yakni kebahagiaan batin. Mereka tidak akan memiliki kebahagiaan batin, mereka akan selalu merasa was-was akan waktu yang akan menjemput mereka ke dalam sel tahanan. Setiap hari mereka akan hidup dalam ketakutan, ketakutan jika suatu saat palu sudah mengetuk meja pengadilan dan mengaharuskan mereka tinggal di “hotel prodeo”. Mereka bahagia, namun sebenarnya mereka menderita       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar